Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Becermin

Gambar
Kurangnya pengetahuan umum tentang sesuatu dan kurangnya kemampuan menganalisis data adalah pengertian yang tepat bagi sesuatu yang berlawanan dengan berkecakapan intelektual. Ini bukan aib, karena semua orang yang berkecapakan sebelumnya demikian dan akan tetap demikian. Tentu dia merasakan dan mengetahui hal itu. Berbeda dengan mereka yang tidak pernah merasa berkecakapan. Namun disetiap titik pencapaian semua orang banyak tidak tahunya.  Kembali lagi, kita sedang tidak membicarakan kecakapan, namun lawannya yang memang harus dilawan. Satu satunya jalan adalah jangan angkuh mempertahankan nya, dan bergairah bergerak mendaki dari jurang atau lembah menuju jalur yang sudah dibuat oleh orang lain. Kalau mau membuat jalur sendiri, belum saatnya. Cara yang paling mudah adalah demikian dan tidak gengsi. Demikian kira2 dongeng tengah malam ini. Dongeng tentang sesuatu yang disebut KEBODOHAN. Jadi jalur nya yang bagaimana? Dapatkan sewa buku gratis bagi penyewa al

MUSUH PANCASILA

Musuh Pancasila bisa diklasifikasi berdasarkan musuh dimasing masing Sila. Bisa dibagi lagi berdasarkan musuh besar, musuh kecil dan musuh laten. Mengidentifikasi musuh tentunya bukan hanya memandang internal Indonesia. Sepatutnya ideologi, dia menjadi contoh bagi negara negara dunia, sehingga musuh Pancasila juga berada di luar batas geografis Indonesia. Itu juga kenapa dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 , dimasukkan "...penjajahan diatas dunia harus dihapuskan...ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia....". Mengatakan eksplisit "Agama adalah musuh Pancasila" adalah keliru walau maksud implisitnya bisa dimengerti yaitu Ektrimisme Agama. Di era globalisasi muncul paradoks "semakin gaul" tindakan kita semakin "sukuisme". Bisa dilihat begitu banyak kelompok yang menghimpun dirinya berdasarkan SARA dikarenakan, keterancaman,  ketakukan akan kehilangan pengaruh dan identitas kemudian dijadikan penarik garis lingkar untuk melihat ke

Antri

Gambar
Negeri yang sangat kaya raya ini sungguh bisa mensejehtrakan anak negeri nya dan tetap menjaga ekologi, dengan syarat antri. Ketidaksabaran yang membuatnya rusak. Kelompok yang harusnya mengamankan antrian pun tergoda memanfaatkan kondisi dan tak rela dapat belakangan. Walau sedikit dianggap banyak karena memang sangat sedikit yang didapat. Semakin hari kebutuhan standart tiap individu bertambah, maka makin terasa sedikitlah gaji yang didapat. Semakin banyak tekanan ini membuat mereka mencari manfaat atas rusaknya antrian ini. Yah sering juga mereka secara formalitas mengatur antrian. Akibat rusaknya keamanan antrian maka lahirlah KPK. Wewenang KPK yang menyasar semua bidang dan tempat membuatnya lemah dari awal. Lemah yang dimaksud karena tak kunjung membuat antrian rapi karena terlalu beragamnya kerja. Jika sedari awal KPK dibentuk untuk memperbaiki mental penjaga, maka antrian pun akan rapi dan KPK pun bisa bubar. Lahir kembali jika penjaga antrian ini bermasala