Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Sail Sabang 2017 Resmi Dibuka, Saatnya Aceh Mendunia!

Gambar
asiamedan.com Garda depan festival bahari Nusantara, Sail Sabang 2017, resmi diluncurkan kemarin malam, 9 November 2017. Peluncurannya dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Tak sendiri, dia didampingi Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf dan Wali Kota Sabang Nazaruddin di kantor Kementerian Pariwisata. Sail Sabang akan digelar selama 28 November hingga 5 Desember 2017 di Teluk Sabang. Tema yang diangkat ialah “trail of sea civilization”,  yang mempertunjukkan jejak peradaban laut di bumi Melayu. Tema ini diangkat untuk mengingatkan dunia bahwa Sabang pernah menjadi titik temu peradaban berbagai bangsa. Di antaranya seperti Arab, Cina, Eropa, dan India. Menteri Arief mengatakan Sail Sabang 2017 akan menjadi agenda pelayaran terbesar yang disinyalir lebih meriah daripada tahun-tahun sebelumnya. Indikatornya dihitung dari jumlah peserta terangkut kapal pesiar yang singgah. Tahun ini, rencananya lebih dari 6.000 tamu diperkirakan mendarat di Sabang.

Sekilas tentang Leuser

Gambar
Taman Nasional Gunung Leuser ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2004 sebagai salah satu warisan dunia di bidang Biodiversity. Beragam jenis tanaman dan satwa hidup bebas di Taman Nasional ini. Curah Hujan yang tinggi, kondisi geografis yang terdiri dari perbukitan, lembah sungai sampai dengan ekosistem pantai yang membentang dari Aceh sampai ke Sumatera Utara. Secara administratif, Taman Nasional Gunung Leuser memiliki luas wilayah seluas 1.094.692 Hektar. Terletak di dua Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. TNGL yang terdeliniasi di Provinsi Aceh meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Dan Aceh Tamiang. Sedangkan untuk wilah TNGL yang terdeliniasi di Sumatera Utara meliputi Kabupaten Karo dan Langkat. Habitat kunci di TNGL ini diantaranya yaitu, Orang Hutan Sumatera, Harimau Sumatera, Badak Berculah Satu, Gajah Sumatera, serta Tapir. Merekalah yang menjadi primadona dari kawasan TNGL dan mendatangkan ribuan wisatawan m

MENJAGA KELESTARIAN AIR DANAU TOBA

Gambar
#fyi : Rata-rata di Indonesia memproduksi puluhan ribu galon limbah setiap harinya , sebagian besar terdapat pada industri deterjen untuk kehidupan sehari-hari. tentu jelas sangat merugikan bagi lingkungan , terutama fosfat karena dapat menghasilkan bakteri yang merampok unsur air sehingga terbentuk bakteri lain yang beragam. Pemakaian detergen yang tidak alami ini juga dipakai dikegiatan Berkemah ataupun Berwisata di sekitaran Danau Toba. Kegiata n ini kerap menjadi sebuah ancaman pencemaran air danau tersebut.  Walaupun dengan skala kecil jika dibandingkan dengan industri ataupun keramba jaring apung lainnya.  Namun, bukankah kita juga sering menyalahkan para perusak lingkungan tersebut. Lantas? Jangan sampai kita seperti mereka. Minimal kita cukup menikmati dan tidak mencemari.  Berikut ulasan dan solusi tim Sohib dalam melihat fenomena yang ada saat kita Berwisata.  https://youtu.be/ViXS4diyJnA Lestari Bagi kamu di Kota Medan dan se Sumatera Utara yan